Pil KB Kurangi Risiko Kanker

Pil Keluarga Berencana (KB) merupakan jenis yang paling banyak dipakai karena sederhana dalam penggunaannya dan pemakainya cepat menjadi subur kembali. Selain menjarangkan dan menunda kehamilan, pil KB diduga kuat juga mampu mengurangi risiko kanker pada perempuan.

Pil KB merupakan metode kontrasepsi hormonal, karena mengandung hormon estrogen dan progesteron. Menurut para peneliti dari Universitas Aberdeen yang meneliti 46.000 perempuan berusia 36 tahun, diketahui penggunaan pil KB selama lebih dari 8 tahun ternyata mengurangi risiko kejadian kanker. Meski demikian, dokter menyatakan risiko kanker tetap tinggi pada perempuan yang menggunakan pil kontrasepsi dalam jangka panjang atau lebih dari 8 tahun.

"Secara umum tidak ada peningkatan kanker pada para pengguna pil kontrasepsi, risikonya bahkan berkurang hingga 12 persen pada beberapa kasus," kata ketua peneliti Prof.Philip Hannaford, seperti dikutip reuters. Dalam British Medical Journal disebutkan pengurangan risiko 12 persen terjadi pada satu dari 2200 kasus kanker yang diderita perempuan.

"Mungkin angkanya terlihat kecil, tapi kalau kita melihatnya di antara 3 juta perempuan saja, manfaatnya menjadi besar," katanya. Studi yang dilakukan Hannaford dan timnya menggunakan metodologi perbandingan antara kelompok yang mulai memakai pil sejak tahun 1968 dan kelompok yang tidak menggunakan pil.

Responden dari kelompok yang memakai pil secara signifikan mengalami penurunan angka kejadian kanker rahim, kanker usus dan sebagainya. Disebutkan pula manfaat tersebut akan terlihat 15 tahun kemudian sejak dihentikannya penggunakan pil kontrasepsi.

Pil KB pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960 dan hingga kini digunakan oleh lebih dari 300 juta perempuan di seluruh dunia. Kajian mengenai manfaat pil KB telah dilakukan ribuan kali, beberapa menyebutkan manfaat positif namun pendapat lain justru menyatakan pil KB meningkatkan risiko kanker.

Sekitar 30 persen pengguna pil KB mengalami berbagai keluhan, seperti peningkatan berat badan, munculnya vlek hitam di wajah, berjerawat, penurunan libido, sakit kepala, dan sebagainya.

Menurut para ahli kontrasepsi oral memang meningkatkan risiko gangguan kesehatan serius, terutama pada mereka yang mempunyai kebiasaan merokok, menderita kegemukan, hipertensi, diabetes melitus, menderita penyakit auto imun, serta dalam usia menopause.

Penulis: An http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0709/13/112454.htm

0 komentar: