Proposal KTI pengetahuan akseptor pil KB

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka pertambahan penduduk di Indonesia saat ini sekitar 6,6 juta jiwa atau 1, 3 persen pertahun. Dengan laju petumbuhan penduduk berkisar dalam angka tersebut, diprediksikan pada tahun 2015 total penduduk indonesia berjumlah 270 juta jiwa. Jumlah penduduk ini sebenarnya bisa dikurangi menjadi 240 juta jiwa jika pemerintah berhasil menekan angka pertambahan penduduk menjadi satu persen per tahun melalui program Keluarga Berencana (UGM, 2007)
Menurut data sementara Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) hingga Februari 2004, pil KB menduduki peringkat pertama, bersama-sama dengan KB suntik, dengan nilai rata-rata 25 persen dari total 12.591 peserta KB baru. Sedang menurut data nasional di Indonesia hingga Februari 2003, pil KB menduduki tempat kedua pilihan akseptor sebanyak 34,57 persen dari 652.562 peserta KB (KORAN TEMPO,2008).
Pil KB kombinasi bila dipakai dengan benar dan teratur, kegagalannya sangat kecil yakni 0.1 kehamilan pada 100 wanita pemakai /tahun pertama pemakaian ( 1:1000) Dalam pemakaian sehari-hari karena faktor kesalahan manusia (lupa), maka kegagalannya dapat menjadi 6-8 kehamilan / 100 wanita pemakai / tahun pemakaian (Dokter Sehat,2007).
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor pil KB kombinasi tentang penggunaan pil KB kombinasi di desa Tuban Kulon, Gondangrejo, Karanganyar
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diambil suatu rumusan masalah, yaitu ” Bagaimana tingkat pengetahuan akseptor pil KB kombinasi tentang penggunaan pil KB kombinasi di Desa Tuban, Gondangrejo, Karanganyar?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor pil KB kombinasi tentang penggunaan pil KB kombinasi di Desa Tuban, Gondangrejo, Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik akseptor pil KB kombinasi.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor pil KB kombinasi tentang penggunaan pil KB kombinasi berdasarkan tingkat pendidikan.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor pil KB kombinasi tentang penggunaan pil KB kombinasi berdasarkan pengalaman.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi tentang penggunaan pil KB kombinasi kombinasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Responden
Dapat memberikan informasi dan gambaran pada akseptor pil KB kombinasi tentang penggunaan pil KB kombinasi.
b. Bagi Peneliti
Menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pendidikan di Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan.
c. Bagi Profesi
Bermanfaat bagi tenaga kesehatan agar dalam melaksanakan pelayanan kepada wanita usia subur baik calon maupun yang sudah menjadi akseptor pil KB kombinasi dapat memberikan konseling tentang penggunaan pil KB kombinasi.
d. Bagi Pendidikan
Sebagai referensi pembelajaran sekaligus dasar untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian
Sepanjang pengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian tentang penggunaan pil KB kombinasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2002) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melaksanakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2002), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, tingkat pengetahuan didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan yang paling rendah karena tingkatan ini hanya mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek, penilaian itu berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada.
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber misalnya media massa, elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, poster, kerabat dekat dan sebagainya.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Lukman dalam Hendra A.W (2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu:
1) Umur
Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
2) Intelegensi
Intelegensi adalah suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan (Khayan, 1997). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.
3) Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada cara berfikir seseorang (Nasution, 1999).
4) Sosial budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.
5) Pendidikan
Menurut Notoadmojo (1997) pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut Wied Hary A.(1996), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya.
6) Informasi
Menurut Wied Hary A (1996) informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
7) Pengalaman
Menurut Notoadmojo (1997), pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Hendra, 2008).
2. Pil KB Kombinasi
a. Pengertian Pil KB Kombinasi
Pil KB Kombinasi adalah pil kontrasepsi berisi estrogen maupun progesteron (progestagen, gestagen). Dosis estrogen ada yang 0,05; 0,08 dan 0,1 mg pertablet. Sedangkan dosis dan jenis progesteronnya bervariasi dari masing-masing pabrik pembuatnya (Rustam, 1998).
b. Jenis Pil KB Kombinasi
• Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dalam dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
• Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dengan dua dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
• Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
(Saifuddin,2004)
c. Mekanisme Kerja
1) Menghambat terjadinya ovulasi
Dalam ovarium terdapat banyak folikel-folikel primoralian yang kemudian berkembang menjadi Iblikel de graaf, atas pengaruh Fsit, Folikel mengalami proses muturasi dan mencapai permukaan ovarium pada saat ini dikeluarkan juga LI I-R.17 olch Mypothalamus yang merangsang Hypofise untuk mengeluarkan LH. Dengan bertambahnya kadar estrogen maka pengeluaran LH dimana LLI akan menyebabkan pecahnya folikel yang telah matang dan siap dibuahi.
2) Menyebabkan lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi dan transportasi sperma akan terhalang, sulit atau tidak mungkin ditembus sama sekali.
3) Menyebabkan, perubahan fisiologis (menipisnya) endometrium sehingga tidak siap menerima kehamilan. Dengan menurunnya kadar LH maka Corpus inteum berdegenerasi dan kadar estrogen serta progesterone akan menurun dengan cepat. Akibatnya adalah endometrium tidak dapat dipertahankan lagi sehingga tidak siap menerima kehamilan.
(Manuaba, 1998)
d. Efektivitas
Secara teoritis hampir 100%, dengan angka kegagalan 0,1-0,7 (Saifuddin, 2004)
e. Kelebihan Pil KB Kombinasi
Pil KB kombinasi mempunyai beberapa kelebihan diantaranya :
1) Efektivitasnya tinggi, dapat dipercaya jika dimakan sesuai aturan pakainya
2) Pemakai pil dapat hamil lagi, bila mana dikehendaki kesuburan dapat kembali dengan cepat
3) Tidak mengganggu kegiatan seksual suami istri
4) Siklus haid menjadi teratur
5) Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid (dismenore)
6) Untuk pengobatan kemandulan, kadng-kadang dapat dipakai untuk memancing kesuburan
7) Untuk mengobati wanita dengan perdarahan yang tidak teratur
8) Untuk mengobati perdarahan haid pada wanita usia muda (juvenile bleeding)
9) Dapat memperbaiki perdarahan tidak teratur yang disebabkan pemberian kontrasepsi lainnya
10) Dikatakan dapat mengurangi angka kejadian kanker payudara
(Rustam,1998)
f. Kekurangan Pil KB Kombinasi
Kekurangan pil KB kombinasi adalah :
1) Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
2) Mual, terutama pada 3 bulan pertama
3) Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
4) Pusing
5) Nyeri payudara
6) Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memiliki dampak positif
7) Berhenti haid (amenore) jarana pada pil kombinasi
8) Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (menurangi ASI)
9) Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan suasana hati sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang
10) Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga risiko stroke dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati
11) Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS
(Saifuddin, 2002)
g. Akseptor Pil KB Kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua Ibu boleh menggunakan pil kombinasi seperti :
1) Usia reproduksi
2) Telah memiliki anak atau pun yang belum memiliki anak
3) Gemuk atau kurus
4) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6) Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI ekslusif sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi Ibu tersebut
7) Pasca keguguran
8) Anemia karena haid berlebihan
9) Nyeri haid yang hebat
10) Siklus haid tidak teratur
11) Riwayat kehamilan ektopik
12) Kelainan payudara jinak
13) Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan syaraf
14) Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometritis atau tumor ovarium jinak
15) Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin)
16) Varises vena
(Saifuddin,2002)
Yang tidak boleh mengunakan pil KB kombinasi diantaranya karena:
1) Hamil atau dicurigai hamil
2) Menyusui ekslusif
3) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
4) Penyakit hati akut (hepatitis)
5) Perokok dengan usia >35 tahun
6) Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah >180/110 mmHg
7) Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis >20 tahun
8) Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
9) Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
10) Tidak dapat mengunakan pil secara teratur setiap hari
(Saifuddin,2002)
h. Efek Samping Pil KB Kombinasi
Efek samping pil KB kombinasi dibagi menjadi dua yaitu :
1) Ringan
Berupa mual muntah, pertambahan berat badan, perdarhan tidak teratur, retensi cairan, edema, mastalgia, sakit kepala, timbulnya jerawat, alopesia dan keluhan ringan lainnya. Keluhan ini berlangsung pada bulan-bulan pertama pemakaian pil.
2) Berat
Dapat terjadi trombo-embolisme, mungkin karena terjadi peningkatan aktivitas faktor-faktor pembekuan atau karena pengaruh vaskuler secara langsung. Angka kejadian trombo-embolisme ini dilaporkan 4-9 kali lebih tinggi dari wanita bukan pemakai pil dari golongan umur yang sama. Namun angka kematian yang terjadi amat rendah, yaitu 3 per 100.000 wanita pemakai pil, hal ini diamati pada wanita-wanita pemakai pil di negara Barat.
Mengenai kemungkinan timbulnya karsinoma serviks uteri, menurut penelitian-penelitian yang dipercaya di luar negeri, dikatakan bahwa tidak diperoleh hubungan yang bermakana antara pemakai pil dengan kanker serviks ataupun dengan displasia serviks.
(Rustam,1998)
i. Penggunaan Pil KB Kombinasi
Waktu mulai menggunakan pil kombinasi yaitu :
1) Setiap saat selagi haid, untuk menyakinkan kalau perempuan itu tidak hamil
2) Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
3) Boleh menggunakan pada hari ke 8 tetapi perlu menggunakan meode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke-8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai perempuan telah menghabiskan paket pil tersebut.
4) Setelah melahirkan :
a) Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif
b) Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
c) Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
5) Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.
(Saifuddin,2002)
Cara mempergunakan pil KB kombinasi adalah sebagai berikut :
1) Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap hari
2) Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai sampai hari hari ke-7 siklus haid.
3) Sangat dianjurkan penggunaanya pada hari pertama haid.
4) Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil habis, sebaiknya anda mulai minum pil dari paket yang baru. Bila paket 21 habis, sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru.
5) Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambillah pil yang lain atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain.
6) Bila terjadi muntah hebat, atau diare lebih dari 24 jam, maka bila keadaan memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan Anda, pil dapat diteruskan.
7) Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara penggunaan pil mengikuti cara menggunakan pil lupa.
8) Bila lupa minum 1 pil (hari 1-21), sebaiknya minum pil tersebut segera setelah ingat walaupun harus minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak perlu meggunakan metode kontrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil atau lebih (hari 1-21), sebainya minum 2 pil setiap hari sampai sesuai skedul yang ditetapkan. Juga sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi yang lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah menghsbiskan paket pil tersebut.
9) Bila tidak haid, perlu segera ke klinik untuk tes kehamilan.
Beberapa jenis obat dapat mengurangi efektivitas pil, seperti rifampisin, fenitoin (Dilantin), barbiturat, griseofulvin, trisiklik antidepresan, ampisilin dan penisilin, tetrasiklin. Klien yang memakai obat-obatan di atas untuk jangka panjang sebaiknya menggunakan pil kombinasi dengan dosis 50 μg atau dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi yang lain. (Saifuddin,2002)

B. Kerangka Teori

Gambar I. Kerangka Teori Penelitian Menurut Soekanto cit Fitriana, 2007

C. Kerangka Konsep

Keterangan :
_____ : Yang diteliti
------- : Tidak diteliti
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

D. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana tingkat pengetahuan akseptor pil KB kombinasi terhadap penggunaan pil KB Kombinasi di desa Tuban, Gondangrejo, Karanganyar berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan dan pengalaman (lama penggunaan) ?

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
1. Jenis dan Design Penelitian
Penelitian yang digunakan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau diskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmojo, 2002).
Metode pengambilan data yang digunakan berdasarkan pendekatan waktu yaitu menggunakan metode Cross sectional. Metode Cross Sectional merupakan suatu metode pengambilan data yang dilakukan pada suatu waktu yang sama dengan subyek yang berbeda (Arikunto, 1998).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan mengambil lokasi di desa Tuban, Gondangrejo, Karanganyar dengan alasan angka kegagalan pil KB kombinasi pada tahun 2007 di kabupaten Karanganyar sebesar 8/100 wanita. Waktu penelitian dilakukan tanggal 1-7 Januari 2009.
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2003) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor pil KB kombinasi yang berdomisili di Desa Tuban yang pada bulan Desember 2008 adalah sebanyak 54 responden.
2. Sample
Menurut Sugiyono (2000) sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan secara purposif yaitu suatu teknik penarikan sampel yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Darwis, 2003). Jumlah sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 30 responden. Adapun kriteria akseptor pil KB kombinasi yang menjadi subyek penelitian adalah sebagai berikut :
a. Dalam keadaan sehat
b. Bisa membaca dan menulis
c. Bersedia mengisi kuesioner
d. Berdomisili di Desa Tuban, Gondangrejo, Karanganyar
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu pengertian konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2002). Variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Karakteristik akseptor pil KB kombinasi (tingkat pendidikan dan pengalaman).
b. Tingkat pengetahuan akseptor pil KB kombinasi tentang penggunaan pil KB kombinasi.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Tingkat pengetahuan adalah besarnya pengetahuan akseptor pil KB kombinasi tentang penggunaan pil KB kombinasi pada tingkat ”tahu” yang akan diperoleh dengan menggunakan kuesioner.
b. Akseptor pil KB kombinasi adalah wanita yang menggunakan pil KB kombinasi sebagai alat kontrasepsinya.
c. Penggunaan pil KB kombinasi adalah cara minum pil KB kombinasi sesuai petunjuk yang benar.
d. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang terakhir diselesaikan responden yaitu :
1) SD
2) SMP
3) SMA
4) Perguruan Tinggi
e. Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang dan dapat menambah pengetahuan. Dalam hal ini peneliti melihat pengalaman dari peride lamanya seseorang menggunakan pil KB Kombinasi.

D. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang didapatkan langsung dari responden. Sumber data primer adalah subyek darimana data diperoleh yaitu akseptor pil KB kombinasi desa Tuban, Gondangrejo, Karanganyar.
2. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan berupa formulir yang diajukan secara tertulis, dimana interver dan responden tinggal memberikan jawaban dengan tanda tertentu (Notoatmojo,2002). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban benar atau salah dimana pertanyaan yang diberikan oleh peneliti telah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai keinginannnya. Ketentuan untuk pernyataan favourable, jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0. cara pengisian kuesioner dengan memberi tanda () pada huruf ”B” jika pernyataan dianggap benar dan pada huruf ”S” jika pernyataan salah.
3. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara mendatangi setiap ibu hamil yang ada di desa Srimulyo. Setiap ibu hamil diberikan penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Kalau ibu setuju maka diambil sebagai responden. Kemudian dipersilahkan mengisi kuesioner. Peneliti menjelaskan bila ada pertanyaan yang kurang jelas.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan data atau instrumen (Arikunto, 2002). Untuk menguji validitas butir-butir instrumen setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diuji cobakan dan dianalisis dengan analisis item. Analisis item dilakukan dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah.
Kuesioner telah diuji validitas pada 12 responden, dengan menggunakan rumus Produck Moment :

Rxy =

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi setiap item dengan skor total
N = Jumlah subyek
x = Skor pertanyaan
y = Skor total
Hasil uji validitas yang dilakukan pada 12 responden dari 25 item soal dinyatakan valid sebanyak 20 soal dengan hasil r hitung > r tabel (0,576).
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengukur data (Arikunto, 2002). Untuk mengukur reliabilitas digunakan rumus KR 21 yaitu menganalisa data dari satu kali pengujian yang pemberian skornya 1 dan 0, rumusnya sebagai berikut :
ri =
Keterangan :
K = Jumlah item dalam instrumen
M = Mean skor total
st² = Variasi total
Hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan didapatkan hasil 0,92 kemudian dikonsultasikan dengan r tabel. Dengan N=12 taraf kesalahan 5 % diperoleh 0,576, karena r hitung > r tabel untuk taraf kesalahan 5 % maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat dipergunakan untuk penelitian.

F. Rencana Analisa Data
1. Teknik Penyajian Data
Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk diskriptif kuantitatif, hanya menggambarkan apa adanya suatu variabel dalam bentuk narasi dan angka-angka (Arikunto,2002)

2. Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan prosentase dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memeriksa kelengkapan jawaban responden dengan kuesioner yang kembali.
b. Melakukan koding terhadap jawaban responden. Kode 1 untuk jawaban benar dan kode 0 untuk jawaban yang salah.
c. Transfering atau memindahkan jawaban atau kode ke dalam master tabel.
d. Melakukan tabulasi untuk masing-masing variabel
e. Menilai masing-masing item dengan menggunakan presentase dengan rumus :
P = x100%
Keterangan : P = Prosentase
x = Jumlah jawaban yang benar
n = Jumlah seluruh item soal
Adapun jawaban yang benar mendapat nilai 1 dan jawaban yang salah mendapat nilai nol.
f. Menentukan tingkat pengetahuan berdasarkan rangking secara obyektif dengan urutan sebagai berikut :
1) Baik (76%-100%)
2) Cukup Baik (56%-75%)
3) Kurang Baik (40%-55%)
4) Tidak baik (kurang dari 40%)
g. Berdasarkan kategori diatas lalu dilakukan analisa data dan pengambilan kesimpulan (Arikunto,1998).

DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri operatif, obstetri sosial. Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul Bari dkk. 2002. Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Alfabeta
Prawirohardjo, S. 1991. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka
Sastroasmoro, S. dan Ismail, S. 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara
Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Jakarta : Alfabeta
Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC
Maya. 2008.Pilah Pilih Pil KB http://wap.korantempo.com/
Jenis-Jenis Pil KB. http://kliksekolah.com/file/TUGAS%20BIDAN.doc.
Krisnadi, Sofie Riyani. 2008. PIL KB (ORAL PIL , PIL KOMBINASI). http://doktersehat.com/2007/02/08/pil-kb-oral-pil-pil-kombinasi/
Sugiyono. 2003. Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta

0 komentar: